Selasa, 03 Januari 2012
Gelang Jawa Persaudaraaan
Banyak hal yang membuat hidup kita bermakna, bahkan hal sekecil apapun bisa menjadikan hidup kita lebih berwarna apabila kita selalu bersyukur atas apapun. Saya punya cerita yang sampai saat ini masih cukup membuat saya jadi tersenyum-senyum sendiri kalau mengingatnya.
Saya hidup di suatu komunitas "dormitory" di Yogyakarta yang cukup ketat peraturannya. Kebetulan di dalam komunitas itu saya hidup di antara banyak orang yang berasal dari berbagai kota seperti Flores, Manggarai, Palembang, Sumatra, Bali, Papua, dan tentu saja Jawa.
Tidak terbayangkan bahwa pada hari ini saya masih bisa hidup di antara keanekaragaman itu mengingat hal ini sangatlah tidak mudah. Saya sudah berada di komunitas ini hampir lebih dari 2 tahun, dan pada tahun ini adalah tahun terakhir saya (semoga amiiiin aminnn..) Sayangnya, saya hanya mempunyai teman sesama Jawa hanya berjumlah 3 orang yakni Ajenk, Hilda, Bagas, dan saya sendiri Mei. Kami menyebut kelompok kami ini dengan nama SAJAM: Sekutu Java hehe.
Awalnya tidak ada yang istimewa dengan hubungan kami, namun suatu hari, selesai liburan, Bagas membelikan kami 4 buah gelang yang dia beri nama Gelang Jowo. Dia sengaja memilihkan warna dan bentuk yang sama bagi kami berempat agar satu rasa satu jiwa katanya. Kami berikrar dalam hati masing-masing untuk selalu memakainya dalam keadaan apapun, dimanapun, dan kapanpun, kecuali jika akan mandi. hhe
Cerita ini menjadi menarik karena ternyata gelang ini memang sudah kami sugesti dari masing2 pribadi menjadi suatu tanda khususnya bagi persaudaraan kami. Apabila gelang ini jatuh, pasti akan kembali kepada kami lagi, hal ini sudah kami buktikan berkali-kali. Suatu hari kami, Saya, Ajenk, dan Hilda memaksa akan melepas GJ ini dan memberikan kembali kepada Bagas apabila dia tetap bermalas2an pergi ke kapel setiap pagi. Pada waktu itu, Bagas dihukum oleh Ibu Asrama kami karena dia tidak pergi sembayang ke kapel, kami yang sesama orang Jawa tentu malu dan merasa kecewa jika salah seorang dari kami dihukum gara2 tidak tertib. Setelah ancaman itu, Bagas menjadi lebih rajin ke kapel untuk sembayang, bahkan lebh pagi daripada kami bertiga datangnya, hhe. Benar-benar menarik Gelang ini, bukan karena bentuk dan warnanya, tapi lebih kepada persaudaraan yang terkandung dalam Gelang ini. Ini bukan Magic, tapi hanya kekuatan Sugesti kami.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ditunggu Komentarnya...